http://www.GlitterMaker.com/ - Glitter Graphics

Kamis, 23 Juni 2011

Bertemu adalah KESEMPATAN & Mencintai adalah PILIHAN



Ketika bertemu seseorang yang membuat kita tertarik, Itu bukan pilihan, itu KESEMPATAN....


Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, bahkan dengan segala kekurangannya..
Itu bukan kesempatan, itu adalah PILIHAN..


Ketika kita memilih bersama seseorang walau apapun yang terjadi, justru di saat kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasangan kita, dan tetap memilih untuk mencintainya..
Itu bukan kesempatan, itu adalah PILIHAN...


Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang sebagai KESEMPATAN dalam hidup kita..
Tetapi cinta yang dewasa, mencintai dengan komitmen di hadapan Tuhan dan manusia adalah PILIHAN...


Mungkin KESEMPATAN mempertemukan pasangan jiwa kita dengan kita..
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, adalah PILIHAN yang harus kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan dan manusia.


Kita berada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang Sempurna untuk dicintai.. Tetapi untuk BELAJAR mencintai orang yang Belum Sempurna.. Dengan cara yang Sempurna...


Mari BELAJAR mencintai dan menyayangi pasangan kita yang Belum SEMPURNA dengan cara yang SEMPURNA..
Karena pasangan kita adalah belahan jiwa kita.. Agar jiwa kita pun menjadi SEMPURNA di hadapan Tuhan...
Takdir yang mempertemukan. Rancangan yang indah telah disiapkan oleh-Nya ..

Minggu, 12 Juni 2011

KISAH PERSAHABATAN

Siang itu angin begitu kencang menusuk kedalam tulang rusuk ku,, hujan yang sangat deras terus membasahi seluruh badan ku, namun aku tidak memperdulikan itu semua, aku tidak perduli berapa lama aku akan seperti ini. Aku hanya terpaku di depan sebuah tumpukan tanah, yang terdapat taburan bunga, serta ada nya batu nisan yang bertuliskan sebuah nama, dan ternyata itu adalah nama sahabat lama ku, yang sejak 6 tahun yang lalu aku tidak pernah tau kabar nya.

Aku sungguh tidak menduga, sahabat yang selama ini aku tunggu kehadiran nya nya, ternyata kini sudah meninggalkan aku untuk selama nya, aku hanya bisa menangis dan terus menangis karena aku sungguh tidak mempercayai Dina sahabat ku akan pergi dari ku. Hanya sebuah surat yang bertintakan warna merah yang dia tinggalkan untuk ku, yang di titipkan kepada orang tua nya.

Dina adalah sahabat lama ku waktu kecil, dulu kami sering bermain bersama, orang tua dina pun bersahabat dengan orang tua ku, aku menganggap dina sudah seperti kakak ku sendiri, saat aku sedih dia selalu bisa menghibur ku dan membuat ku tertawa, dan aku pun sebalik nya. Setiap aku pergi dina selalu turut pergi bersamaku, kami selalu menjaga satu sama lain. Dan kebetulan rumah ku tidak terlalu jauh dari rumah dina, saat masih di bangku dasar aku selalu berangkat sekolah bersama dina, meskipun kami tidak sekolah di sekolah yang sama.

Saat masuk SMP dina tidak tinggal lagi di Jakarta, karena orang tua nya di pindah tugaskan ke bandung, maka dia pun harus bersekolah di bandung. Rasa sedih ku rasakan saat aku harus berpisah dengan dina, air mata ku tidak bisa berhenti menetes saat aku memeluk tubuh sahabat ku itu. Dina meyakinkan aku bahwa dia akan terus mengabari aku, dan dia juga meyakinkan aku bahwa persahabatan kita tidak akan berakhir sejauh apapun kita tinggal.

Des,,aku minta maaf ya, karena aku harus pergi(ucap dina)
Din, kenapa sih kamu harus sekolah di bandung, nanti aku main sama
siapa din(ucap ku sambil menangis)
Kamu jangan nangis gitu ah, masa sahabat ku cengeng, aku janji aku
akan terus menelpon kamu koq, dan kamu harus yakin sejauh apapun
kita, tapi persahabatan kita gak akan pernah berakhir, oke(ucap dina
meyakinkan ku).

Aku pun merelakan dina untuk berangkat ke bandung, perlahan
namun pasti mobil yang dinaiki dina dan keluarga nya pun beranjak pergi
dari halaman rumah ku. Lambaian tangan dina pun semakin lama
semakin jauh, jauh, jauh dan perlahan-lahan mulai menghilang.

Tiga bulan telah berlalu, semenjak dina pergi, hari-hari ku tidak seceria dulu, aku memang mempunyai temand-temand baru di sekolah dan rumah ku, tapi mereka semua tidak ada yang bisa seperti dina, aku sungguh merindukan sahabat kecil ku, ingin rasa nya aku ke bandung untuk menemui dina, tapi dina selalu melarang aku untuk menemui nya, dia selalu berkata "Aku mohon jangan temui aku dulu, aku ingin menguji persahabatan kita, jadi tunggu lah sampai kita lulus SMP", setelah itu aku janji akan menemui mu di tempat kita sering bermain sewaktu kecil. Dina memang tidak pernah lupa untuk mengabari aku tentang keadaan nya disana, setiap hari dia selalu sms dan menelpon aku, aku sangat bahagia bila menerima sms atau telpon dari nya.

Hari-hari terus berlalu, tidak terasa waktu begitu cepat bergulir, tiga tahun sudah aku menjadi siswi SMP, dan tiga tahun sudah persahabatan ku dengan Dina diuji, dan selama tiga tahun itu juga aku menjalin hubungan dengan seorang pria yang bernama Dimas yang sangat aku sayangi. Dimas lah yang selalu menemani aku dikala aku kesepian, dan disaat aku sedang merindukan Dina,dimas selalu meyakinkan aku bahwa aku akan bertemu dengan sahabat ku itu. Aku sangat bahagia, karena lusa aku akan pergi ke Bandung untuk menemui sahabat kecil ku. Aku pun telah mempersiapkan sebuah kado yang sangat special untuk sahabat ku, karena kita berjanji akan saling tukar-menukar kado saat kita bertemu.

Lusa telah tiba, 26 Desember, itulah tanggal yang aku lingkari di kalender yang ada di sebelah meja belajar ku, tanggal itu adalah tanggal kesepakatan aku untuk bertemu dina. Pagi ini aku segera beranjak bangun dari tempat tidur, lalu segera mungkin aku mandi dan bersiap-siap karena jam 08.00 aku akan pergi ke Bandung bersama dimas. Jam telah menunjukan pukul 07.30, aku bergegas turun keruang tamu untuk menunggu Dimas dan berpamitan dengan orang tua ku.

Selama aku menunggu Dimas, aku berusaha untuk menelpon Dina, tapi aku tidak mengerti mengapa selama 3 hari ini handphone dina tidak pernah bisa aku hubungi, tapi aku tidak mau sedih, karena aku yakin hari ini aku akan bertemu dengan dina. Saat aku sedang berusaha menelpon dina, aku mendengar suara motor dimas, dan ternyata dimas telah berada di depan rumahku. Aku pun segera keluar untuk menemui Dimas dan orang tua ku juga turut keluar bersama ku.

Tapi ada satu hal yang membuat ku bingung, saat aku ingin berpamitan dengan orang tua ku, orang tua ku berkata "Nak apapun yang akan kamu lihat disana, kamu harus bisa menerima nya, kamu harus yakin ini semua sudah jalan nya". Aku sungguh tidak mengerti apa maksud dari perkataan orang tua ku, tapi aku tidak membahas itu, karena yang ada dalam pikiran ku sekarang, hanya ingin bertemu dina sahabatku.

Jam menunjukkan pukul 11 siang, akhirnya aku sampai dikota Bandung, dan beberapa kilometer lagi aku akan sampai di rumah Dina. Betapa terkejut nya aku, karena saat aku sampai di depan rumah nya Dina, aku melihat banyak nya orang-orang di rumah nya dan ada beberapa bendera berwarna kuning di depan rumah nya, aku segera berlari masuk kedalam rumah dina. Aku tidak bisa menahan air mata ku terus menetes, saat aku melihat sebuah tubuh terbaring kaku dengan ditutup kain putih dan di kelilingi orang banyak sambil membaca ayat-ayat al-quran, dan ternyata itu adalah tubuh dina sahabat ku. Aku terus menangis, menangis dan menangis karena aku tidak percaya Dina akan pergi.

Orang tua dina berusaha untuk membuat ku tenang, dan mereka menceritakan semua kepada ku, Ternyata sejak umur 5 tahun dina menderita penyakit kanker darah, tapi dia tidak pernah mau menceritakan itu semua kepada ku, karena dia tidak mau masa kanak-kanak nya di hiasi dengan kesedihan, dia selalu menutupi rasa sakit nya dengan canda tawa nya, dan ternyata dina pindah ke Bandung bukan karena orang tua nya di pindah tugas kan, tapi karena dina tidak mau aku sedih bila tau kenyataan yang sebenarnya. Dina tidak mau membuat masa kecil ku tidak bahagia, maka dina selalu menutupi semua nya dari ku.

Air mata ku semakin deras mengalir saat aku mendengar semua pernyataan orang tua dina, Dimas yang ikut mendampingi ku berusaha menenangkan aku, dan aku baru tahu ternyata orang tua ku telah terlebih dahulu mengetahui semua nya, tapi atas permohonan dina mereka juga menutupi nya dari ku.

Sungguh aku sangat kecewa, kenapa semua orang tega membohongi aku, kenapa semua nya harus dirahasiakan dari ku, apa aku tidak boleh merasakan apa yang sahabat ku rasakan. Orang tua dina berusaha untuk membuat ku mengerti kenapa mereka melakukan ini, Dimas pun turut menenangkan aku, akhirnya aku berusaha untuk bisa menerima penjelasan mereka. Setelah orang tua dina menjelaskan semua nya, mereka memberikan aku sebuah surat yang ditinggalkan dina untuk ku yang bertuliskan tinta merah, dan isi surat itu adalah.

Untuk sahabat ku, maafkan aku jika saat kau membaca surat ini, aku tidak bisa ada di dekat mu lagi, sungguh aku tidak pernah berniat untuk membohongi mu, aku hanya ingin masa kecil kita diwarnai dengan kebahagiaan bukan kesedihan, terima kasih karena kau telah membuat masa kanak-kanak ku berwarna.

Aku melakukan ini untuk menguji persahabatan kita, dan aku ingin engkau bisa terbiasa bermain dan menghabiskan masa remaja mu tanpa aku, aku sangat bahagia bisa mempunyai sahabat kecil seperti mu. Sahabat ku, aku mohon jaga orang tua ku, dan juga adik-adik ku. aku juga menitipkan sebuah Boneka Kayu untuk mu, tolong jaga boneka itu, dan jadikan boneka itu pengganti diri ku. Aku akan sangat bahagia, bila kamu mau merelakan sahabat mu ini pergi. Persahabatan D2(Dina dan Desy) tidak akan pernah berakhir,
Salam sayang dan rindu ku untuk mu.

Kamis, 27 Januari 2011

Kisah pohon apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. 

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. 

"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." 

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. 

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku." kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah. Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. 

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." Kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." Kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." 

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya. 


Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita. 

Yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Rabu, 19 Januari 2011

Adakah Cinta Sejati itu?

Cinta Sejati… Banyak diantara pemuda dan pemudi, atau bahkan siapapun pernah mendengar kata cinta sejati,bahkan mungkin senantiasa berharap dan mendambakannya. Tetapi, disamping berharap dan mendambakan cinta yang sejati, mereka pun terkadang masih bingung dengan arti dan makna Cinta Sejati itu sendiri. Cinta Sejati, dua kata yang cukup singkat, tetapi kita pasti.. ada arti dan makna yang sangat dalam terkandung di balik kata-kata tersebut.
Hmm… apakah Arti Cinta Sejati itu ya..??
Apakah Cinta Sejati itu adalah berjanji serta bersedia sehidup semati dengan orang yang dicintai? atau…
Apakah Cinta Sejati itu adalah kebersediaan dan kerelaan untuk berkorban serta memberikan segalanya bagi orang yang dicintai apapun keinginannya, walaupun keinginannya tersebut menyimpang dari Jalan-Nya, serta bisa membuat seseorang terjerumus ke lembah dosa sekalipun?
Tentu hal itu bukan yang dinamakan dengan cinta yang sejati yaa?, tetapi mungkin lebih tepat dengan apa yang dikatakan orang dengan istilah Cinta Buta, tidak bisa melihat apapun kecuali hanya melihat dan menuruti kemauan orang yang dicintai.
Lalu apakah Cinta Sejati itu, apakah yang arti dan maknanya pernah dilantunkan oleh salah satu group band musik terkenal asal negeri kita sendiri, dimana mereka mengatakan bahwa Cinta Sejati adalah memberi tanpa harus menerima?
Yaa.. siapapun boleh mengartikan serta memaknai dua kata tersebut sesuai dengan cara berpikir dan sudut pandang masing-masing. Di sini pun saya tidaklah ketinggalan, akan mengartikan dan memaknai Cinta Sejati itu dengan beberapa bait “Puisi Cinta Sejati” yang berasal dari pikiran serta sudut pandang saya, dan mudah-mudahan ada pelajaran yang bisa diambil bagi siapa pun yang membacanya. Menurut saya,
Cinta Sejati adalah…
Selalu gembira dan bersuka cita disaat orang yang dicinta mendapatkan kebahagiaan.
Cinta Sejati adalah…
Selalu menjadi penglipur lara disaat orang yang dicintai bersedih hati dan berduka lara.
Cinta Sejati adalah…
Senantiasa menuntun serta mendukung orang yang dicintai dengan sepenuh hati untuk melakukan hal-hal yang baik dan terpuji.
Cinta Sejati adalah…
Senantiasa meluruskan disaat Sang Cinta berbuat kesalahan dan kekhilafan atau menyimpang dari jalan yang lurus.
Cinta Sejati adalah…
Rasa cinta terhadap orang yang dicintai tidak keluar dari Jalan yang diridhai-Nya.
Cinta Sejati adalah…
Segala cinta yang tercurah kepada Sang Cinta merupakan perwujudan dari rasa cinta kepada-Nya.
Cinta Sejati adalah…
Memberikan segalanya terhadap Sang Cinta tanpa berharap menerima apapun darinya, kecuali keridhaan-Nya.
Dan… mungkin itulah pula yang dinamakan dengan istilah Cinta Yang Hakiki.
Lalu.. adakah Cinta Sejati itu untukmu?

Selasa, 18 Januari 2011

Cinta Sejati dan Teman Sejati

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur, ketika kita menangis, ketika kita membayangkan, ketika kita berciuman?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT.
Kita semua agak aneh... dan hidup sendiri juga agak aneh...
Dan ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita.
Kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA.
Ada hal - hal yang tidak ingin kita lepaskan...
Orang - orang yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi ingatlah... melepaskan BUKAN akhir dari dunia, melainkan awal suatu kehidupan baru.
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari, dan mereka yang telah mencoba.
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.
CINTA yang AGUNG adalah...
Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia.
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sambil berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'
Apabila cinta tidak berhasil... BEBASKAN dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI...
Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
Tapi, ketika cinta itu mati... kamu TIDAK perlu mati bersamanya...
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.
Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan - pilihan kehidupan yang telah kau buat.
TEMAN SEJATI...
Mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa'
Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu sebentar'
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku sendiri'
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?'
MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan.
MEMAAFKAN...
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti.
MENGERTI...
BUKANlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan.
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu – sedu.
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.
Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.
Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia dapat mencintai seseorang LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang. BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar - benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia.
Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar - benar mencintai MELAINKAN... BERJUANGLAH demi cintamu.
Itulah CINTA SEJATI
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang 'yang tersedia.
Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADA orang yang berada di sekelilingmu.
Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang dengan hanya dengan 'seseorang'.
Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari.
And now find U'r Love ... ... ...

Senin, 17 Januari 2011

What is love?

What is love? Hampir bisa di pastikan semua insan dalam jagad raya ini pernah merasakan apa itu love atau cinta. Dengan cinta orang bisa bahagia, tersenyum - senyum, tertawa bahkan ada pula yang menangis tersedu. Cinta bagaikan jailangkung datang tak diundang dan pergipun terkadang tak pernah kita duga. Karena itulah arti cinta menjadi beragam, setiap orang punya pendapat masing - masing.

Cinta sejati sesungguhnya datang dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sejati hanya datang sekali dan cinta sejati hanya ada dalam hati dan Cinta adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah swt kepada kita semua.

Kita lahir dimuka bumi ini karena cinta

Kita bisa hidup karena cinta
Kita bisa memulai hidup karena ada cinta
Kita mau melakukan sesuatu karena cinta
Kita rela berkorban karena cinta
Kita bahagia karena cinta, dan
Kita bisa bersedih karena cinta.

Setiap pelaku cinta adalah sosok yang nekad dan belajar cari masalah, why? karena cinta adalah hal yang indah namun penuh rintangan untuk mendapatkannya, kecewa dan menyesal adalah perasaan yang paling mungkin akan dirasakan pelaku cinta.

Sang pelaku cinta adalah sosok yang harus rela menghadapi berbagai rintangan yang mendahang, mengorbankan perasaan, waktu dan banyak biaya.

Akhirnya cinta adalah hal semu yang nyata dampaknya, dan....Cinta tak selamnya harus memiliki.

Sabtu, 15 Januari 2011

Kisah Cinta Abadi

Cerita ini merupakan kisah nyata seorang tante yang saya temui dijawa, tetapi detail yang saya sebutkan mungkin tidak sesuai dengan kisah aslinya. Saya menuliskan apa yang saya tangkap dari yang diceritakan tante. Sebut saja Ami (bukan nama sebenarnya). Tante Ami bercerita mengenai pengalaman hidupnya ketika masa kuliah.
Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Ami sedang menjalankan semester terakhir dan berusaha menyelesaikan skripsi. Disaat itu pula, 2 minggu yang akan datang, Ami akan dipersunting oleh seorang pria yang bernama Iman (bukan nama sebenarnya).
Ami dan Iman telah berpacaran selama 7 tahun. Iman merupakan teman SD Ami. Mereka telah kenal selama 14 tahun. Masa 7 tahun adalah masa pertemanan, dan kemudian dilanjutkan ke masa pacaran. Mereka bahkan telah bertunangan dan 2 minggu ke depan, Ami dan Iman akan melangsungkan ijab kabul.Entah mimpi apa semalam, tiba-tiba Ami dikejutkan oleh suatu berita.
Adiknya Iman: Mbak Ami, Mbak Ami. Mas Iman…Mas Iman….kena musibah!Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un…Saat itu Ami tidak mengetahui musibah apa yang menimpa Iman. Kemudian sang adik melanjutkan beritanya…
Adiknya Iman: Mas Iman…kecelakaan…dan..meninggal…Ami: Innalillahi wa inna illahi roji’un……dan Ami kemudian pingsan…
Setelah bangun, Ami dihadapkan oleh mayat tunangannya. Ami yang shock berat tak bisa berkata apa-apa. Bahkan tidak ada air mata yang mengalir.Ketika memandikan jenazahnya, Amit terdiam. Ami memeluk tubuh Iman yang sudah dingin dengan begitu erat dan tak mau melepaskannya hingga akhirnya orang tua Iman mencoba meminta Ami agar tabah menghadapi semua ini.
Setelah dikuburkan, Ami tetap terdiam. Ia berdoa khusyuk di depan kuburan Iman.Sampai seminggu ke depan, Ami tak punya nafsu makan. Ia hanya makan sedikit. Ia pun tak banyak bicara. Menangis pun tidak. Skripsinya terlantar begitu saja. Orangtua Ami pun semakin cemas melihat sikap anaknya tersebut.
Akhirnya bapaknya Ami memarahi Ami. Sang bapak sengaja menekan anak tersebut supaya ia mengeluarkan air mata. Tentu berat bagi Ami kehilangan orang yang dicintainya, tapi tidak mengeluarkan air mata sama sekali. Rasanya beban Ami belum dikeluarkan.Setelah dimarahi oleh bapaknya, barulah Ami menangis. Tumpahlah semua kesedihan hatinya. Setidaknya, satu beban telah berkurang.
…tiga bulan kemudian…Skripsi Ami belum juga kelar. Orangtuanya pun tidak mengharap banyak karena sangat mengerti keadaan Ami. Sepeninggal Iman, Ami masih terus meratapi dan merasa Iman hanya pergi jauh. Nanti juga kembali, pikirnya.
Di dalam wajah sendunya, tiba-tiba ada seorang pria yang tertarik melihat Ami. Satria namanya (bukan nama sebenarnya). Ia tertarik dengan paras Ami yang manis dan pendiam. Satria pun mencoba mencaritahu tentang Ami dan ia mendengar kisah Ami lengkap dari teman-temannya.
Setelah mendapatkan berbagai informasi tentang Ami, ia coba mendekati Ami. Ami yang hatinya sudah beku, tidak peduli akan kehadiran Satria. Beberapa kali ajakan Satria tidak direspon olehnya.
Satria pun pantang menyerah, sampai akhirnya Ami sedikit luluh. Ami pun mengajak Satria ke kuburan Iman. Disana Ami meminta Satria minta ijin kepada Iman untuk berhubungan dengan Ami. Satria yang begitu menyayangi Ami menuruti keinginan perempuan itu. Ia pun berdoa serta minta ijin kepada kuburan Iman.Masa pacaran Ami dan Satria begitu unik. Setiap ingin pergi berdua, mereka selalu mampir ke kuburan Iman untuk minta ijin dan memberitahu bahwa hari ini mereka akan pergi kemana. Hal itu terus terjadi berulang-ulang. Tampaknya sampai kapanpun posisi Iman di hati Ami tidak ada yang menggeser. Tetapi Satria pun sangat mengerti hal itu dan tetap rela bersanding disisi Ami, walaupun sebagai orang kedua dihati Ami.Setahun sudah masa pacaran mereka. Skripsi Ami sudah selesai enam bulan yang lalu dan ia lulus dengan nilai baik. Satria pun memutuskan untuk melamar Ami.
Sebelum melamar Ami, Satria mengunjungi kuburan Iman sendirian. Ini sudah menjadi ritual bagi dirinya. Disana ia mengobrol dengan batu nisan tersebut, membacakan yasin, sekaligus minta ijin untuk melamar Ami. Setelah itu Satria pulang, dan malamnya ia melamar Ami.
Ami tentu saja senang. Tapi tetap saja, di hati Ami masih terkenang sosok Iman. Ami menceritakan bagaimana perasaannya ke Satria dan bagaimana posisi Iman dihatinya. Satria menerima semua itu dengan lapang dada. Baginya, Ami adalah prioritas utamanya. Apapun keinginan Ami, ia akan menuruti semua itu, asalkan Ami bahagia.
Ami pun akhirnya menerima lamaran Satria.…beberapa bulan setelah menikah…
Di rumah yang damai, terpampang foto perkawinan Ami dan Satria. Tak jauh dari foto tersebut, ada foto perkawinan Ami ukuran 4R. Foto perkawinan biasa, namun ada yang janggal. Di foto tersebut terpampang wajah Ami dan Iman.
Ya, Ami yang masih terus mencintai Iman mengganti foto pasangan disebelahnya dengan wajah Iman. Foto itupun terletak tak jauh dari foto perkawinan Satria dan Ami. Sekilas terlihat foto tersebut hasil rekayasa yang dibuat oleh Ami. Namun Satria mengijinkan Ami meletakkan foto tersebut tak jauh dari foto perkawinan mereka.
Bagaimanapun Ami tetap akan mencintai Iman sekaligus mencintai Satria, suami tercintanya. Dan Satria merupakan pria yang memiliki hati sejati. Baginya, cinta sejatinya adalah Ami. Apapun yang Ami lakukan, ia berusaha menerima semua keadaan itu. Baginya tak ada yang perlu dicemburui dari batu nisan. Ia tetap menjalankan rumah tangganya dengan sakinah, mawaddah dan warramah, hingga saat ini…
Mendengar cerita diatas, terus terang saya merasa sedih, terharu, sekaligus miris. Saya kagum dengan sosok Satria yang ternyata benar-benar mencintai Tante Ami. Saya juga mengerti kepedihan Tante Ami ketika ditinggalkan tunangannya. Tentu rasanya sulit ditinggalkan oleh orang yang sudah membekas dihati.Akankah ada pria-pria seperti Satria? Saya harap semoga banyak pria yang akan tetap setia kepada seorang wanita, menerima mereka apa adanya.
.


Menanggapi beberapa komen via YM dan facebook, saya hanya memberi keterangan bahwa tante Ami telah mempunyai 4 anak dari Om Satria. Mereka mengetahui kisah ini dan sempat menyalahkan tante Ami. Namun tante Ami menegaskan bahwa dirinya sudah tidak ada perasaan lagi dengan mas Iman. Tapi hati orang siapa yang tahu? [Image]By the way, jadi teringat ucapan Mama-nya Fanny (teman ketika liburan di Jawa):Masa lalu adalah masa lalu (past), masa depan adalah masa depan (future). Tetapi masa kini adalah hadiah. Oleh karena itu disebut present. We live for today…so don’t look back.